Tambang Emas Manggamat Telan Korban Jiwa

Serambi Indonesia, 5 Oktober 2010

TAPAKTUAN – Dua penambang emas ilegal tertimbun material longsor di pertambangan emas kawasan pegunungan Desa Simpang Tiga, Manggamat, Kecamatan Kluet Tengah, Aceh Selatan, Senin (4/10). Seorang di antaranya meninggal. Ini kejadian pertama di Kecamatan Manggamat, namun peristiwa ketiga di Kabupaten Aceh Selatan. Korban yang tewas itu bernama Safruddin (28), warga Desa Paya Ateuk. Sedangkan yang selamat bernama Samsir (25), warga Desa Panton Bilie. Keduanya merupakan warga Kecamatan Pasie Raja, Aceh Selatan.

Informasi yang diperoleh Serambi dari lapangan kemarin, korban yang tertimbun longsor menjelang subuh Senin itu sebanyak tiga orang. Namun, camat dan kapolsek setempat mengatakan, korban yang tertimbun hanya dua orang. Salah satunya selamat. Kapolres Aceh Selatan, AKBP Bambang Syafrianto SIK melalui Kapolsek Kluet Tengah Iptu Ridwan Nasir membenarkan adanya peristiwa itu. Longsor tersebut diperkirakan terjadi menjelang subuh setelah kawasan itu diguyur hujan lebat yang mengakibatkan sejumlah desa direndam banjir. Dikisahkan, Safruddin (korban meninggal) dan Samsir (korban selamat) bersama sejumlah temannya mendatangi lokasi tambang dengan maksud menggali lubang untuk mencari butiran emas di lokasi tambang emas PT Multi Mineral Utama (PT MMU), kawasan pegunungan Desa Simpang Tiga Manggamat. Ketika memasuki lubang tersebut, tiba-tiba tanah gunung yang basah akibat diguyur hujan runtuh dan menimbun keduanya. Safruddin yang sudah masuk ke dasar lubang tertimbun total, sedangkan Samsir yang sedang memasuki lubang yang sama selamat dari maut. Ia hanya mengalami luka dan patah tulang akibat tertimpa batu besar yang longsong dari bibir lubang. Sedangkan tiga rekan mereka yang sedang berdiri di pintu lubang itu berhasil lari untuk menyelamatkan diri. Melihat ada korban yang terjebak di dalam lubang, belasan penambang pun langsung menggali material longsor untuk mengeluarkan korban. Tapi upaya tersebut tidak membuahkan hasil.

Kabar tentang adanya penambang yang tertimbun di lubang tambang akhirnya sampai ke polisi. Lalu sejumlah personel polisi dan Brimob bergegas menuju lokasi untuk mengevakuasi korban. Kedua korban akhirnya berhasil dikeluarkan dari lubang maut itu sekitar pukul 12.00 WIB kemarin. Selanjutnya dibawa pulang oleh keluarga dan rekannya ke Desa Paya Ateuk dengan berjalan kaki melintasi kawasan pegunungan sejauh 3 km. Sementara Camat Pasie Raja, H Rustam yang dikonfirmasi Serambi, mengakui telah mendapatkan informasi tersebut. Namun, hingga tadi malam ia belum mengetahui pasti penyebab terjadinya longsor dan jumlah korban.

Berdasarkan informasi yang diterimanya secara beranting dari masyarakat, korban yang tertimbun longsor di lokasi tambang emas milik PT MMU itu tiga orang. Satu korban meninggal, satu selamat, dan satu lagi masih di dalam lubang. “Menurut keterangan, kedua korban yang sudah berhasil dievakuasi itu kini masih berada di Desa Paya Ateuk, tidak dibawa langsung ke rumah sakit,” demikian Camat Pasie Raja. Selain di Manggamat, tambang emas ilegal juga terdapat di Sawang, Aceh Selatan. Di tempat terakhir ini, sudah dua kali terjadi peristiwa kematian penambang di lubang tambang.

Wagub Aceh Muhammad Nazar, secara terpisah kemarin sore menyatakan prihatin atas meninggalnya seorang penambang di Kecamatan Manggamat, Aceh Selatan itu. “Ini bukan kejadian pertama di Aceh Selatan. Penambang haruslah sangat berhati-hati. Pemkab pun harus mencegah terjadinya penambangan liar yang bisa berakibat fatal bagi penambang, juga dapat menimbulkan bencana ekologis,” kata Wagub di Banda Aceh. Menurutnya, pemkab harus mengatur sedemikian rupa kebijakan yang lebih tepat dalam hal pertambangan rakyat yang berbasis penanggulangan dan pengurangan risiko bencana, serta mencegah terjadinya kerusakan lingkungan. (az)

3 Tanggapan so far »

  1. 1

    Sedarta said,

    Sebaiknya, narasi tdk perlu panjang sehingga pembaca dapat dengan cepat mengetahui maksud dan tujuan penulis.

  2. 3

    zuar saputra said,

    kejadian seperti ini, sebenarnya tak perlu terjadi, apabila Pemerintah Daerah Aceh Selatan mau memperhatikan kesejahteraan rakyatnya.
    Kalau menurut hemat saya, yang bersalah ini akan musibah ini adalah pemerintah, yang tau hanya isi perutnya saja…


Comment RSS · TrackBack URI

Tinggalkan komentar